Teknik Elektro

Sabtu, 01 Juli 2023

TP1 SISO (Serial In Serial Out)

Modul 4 Percobaan 1


1. Kondisi
[Kembali]

Percobaan 1 Kondisi 8

Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan 1 dengan output 4 bit led dan seven segment dalam satu rangkaian


2. Gambar Rangkaian Simulasi [Kembali]



3. Video Simulasi [Kembali]

4. Prinsip Kerja Rangkain [Kembali]

Serial In Serial Out (SISO)
Percobaan 1 Kondisi 8 

Rangkaian :
Pada percobaan ini menggunakan satu rangkaian dengan output dari LED biasa dan 7-segment anoda. Digunakan decoder dengan IC jenis 74LS47 untuk menyalakan seven segment dengan konfigurasi common anoda. Yang mana kondisi anoda ditandai dengan 7-segment yang disambungkan dengan VCC. IC ini akan mengubah data BCD (Binary Coded Decimal) menjadi data keluaran yang ditampilkan pada seven segment. Selain itu rangkaian ini terdiri dari 7 switch-spdt, 4 Flip Flop jenis JK, 4 resistor, 4 LED, gerbang AND, dan juga gerbang not. SW1, SW2, SW3, dan SW4 dihubungkan dengan kaki S pada setiap JK flip-flop. Seperti, SW 4 dihubungkan dengan flip-flop pertama, SW3 dihubungkan dengan flip-flop kedua dst. Sedangkan SW7 dihubungkan dengan semua flip-flop rangkaian. kaki J dan K pada rangkaian ini disatukan dengan input flip-flop pertama berasal dari SW6. Namun perbedaannya gerbang not menyambungkan antara inputan  dari SW6 dengan kaki K. Sedangkan inputan untuk kaki J tidak dinotkan. Gerbang AND memiliki 2 inputan yang berasal dari SW5 dan clock. LED berfungsi untuk menampilkan bilangan biner. Jika LED menyala maka binernya=1 dan jika LED mati maka biner=0

Kondisi yang diberikan :
Setiap SW1 sampai SW7 diberikan nilai inputan 1. Karena SW4 dan SW7 diberi input 1 maka kaki R dan S juga berinput 1. Kondisi ini disebut dengan kondisi terlarang karena kedua kaki R dan S bersifat active low, jika diberikan inputan 1 maka tidak aktif. Selanjutnya ditinjau dari kaki J dan K. 

Proses :
Rangkaian ini merupakan jenis shift register SISO)(Serial Input Serial Output). Pada register SISO, jalur masuk data berjumlah satu dan jalur keluaran juga 
berjumlah satu. Output pada flip-flop pertama akan menjadi input bagi flip-flop kedua, lalu output flip-flop kedua akan menjadi inputan bagi flip-flop ketiga dst. SW6 akan menjadi faktor yang mempengaruhi nilai input. Pada kondisi ini SW6 berlogika 1 sehingga inputan kaki J=1 dan inputan kaki K=0. Sesuai dengan prinsip JK flip-flop maka keluaran menjadi Q=1 dan Q'=0. Ouput dari flip flop pertama Q=1 akan diteruskan dengan percabangan 3, yakni sebagian menjadi output bagi kaki J flip-flop kedua, sebagian lagi melewati Resistor R1 yang menyebabkan LED1 berwarna merah (menyala), dan sebagian lainnya diteruskan menjadi inputan bagi Pin decoder. Selanjutnya output flip-flop 1 Q'=0 akan diteruskan sebagai inputan bagi kaki K flip-flop kedua. 

Pada saat SW6 berinput 1 maka akan terjadi pergeseran data yang semula yang menyala hanya LED1, kemudian hidup LED1 dan LED2, lalu menyala LED 1,2,3 sampai akhirnya keempat LED menyala bersamaan. Ini membuktikan prinsip shift register dengan terjadinya pergeseran nilai biner mulai dari kondisi awal 0,1,3,7. Pergeseran ini terjadi secara satu-persatu dan hanya menyimpan data secara sementara. Saat kondisi awal tidak output dari 7-segment adalah 0 karena belum ada lampu yang menyala. Lalu LED1 menyala membentuk bilangan biner 0001=1. LED1 dan LED2 menyala membentuk bilangan biner 0011=3. LED1,2,3 menyala membentuk bialngan biner 0111=7 dan saat keempat bilangan biner 1111=15 yakni dengan tidak ada keluaran pada 7-segment (kondisi 7-segment OFF). 

Sedangkan apabila diberikan input SW6=0 maka akan terjadi pula pergeseran dimana kondisi awalnya LED yang hidup sempurna yakni keempat LED hidup dimana bmembentuk biner 1111=15 maka output awal dengan tidak adanya keluaran pada 7-segment (kondisi 7-segment OFF). Kemudian dilanjutkan dengan LED1 mati maka hanya 3 LED yang hidup membentuk bilangan biner 1110=14. Lalu LED1 dan LED2 mati maka hanya 2 LED yang hidup membentuk bilangan biner 1100=12. Pergeseran selanjutnya 3 LED mati dan hanya LED4 membentuk bilangan biner 1000=8 dan pergeseran terakhir saat semua LED mati maka membentuk biner 0000=0. 

Pengaturan dengan Konfigurasi Pin Decoder:

a. Pin Input IC BCD yang terdiri dari 4 Pin,  yaitu pin A, B, C  dan D. Keempat pin input ini  aktif saat logika High=1. pin A mendapat input dari flip=flop 1, input B ari flip-flop 2 dst.

b. Pin Ouput IC BCD, memiliki fungsi untuk mengaktifkan seven segmen sesuai data yang  diolah dari pin input. Pin output berjumlah 7 pin yang namanya dilambangkan dengan aljabar huruf kecil yaitu, b, c, d, e, f dan g. Pin Output bekerja dengan logika low=0. Karena itulah IC 7LS447 digunakan untuk seven segment common anode.

c. Pin LT (Lamp Test) memiliki fungsi untuk mengaktifkan semua output menjadi aktif low. Saat pin LT berlogika 0 maka kondisi ini menyebabkan semua led pada seven segmen menyala dan menampilkan angka 8 dengan kondisi konstan. Pin LT akan aktif jika diberi logika low. Pin ini juga digunakan untuk mengetes kondisi LED pada seven segment.

d. Pin RBI (Ripple Blanking Input) memiliki fungsi untuk menahan data input (disable input), pin RBI akan aktif jika diberi logika low. Jika pin RBI diberi logika 0 maka tidak akan ada perubahan. Outputnya akan tetap sesuai dengan input yang masuk pada pin A,B,C, dan D karena fungsinya menahan input.

e. Pin RBO (Ripple blanking Output) memiliki fungsi untuk menahan data output (disable  output), pin RBO ini akan aktif jika diberikan logika Low. Sehingga seluruh pin output akan berlogika High, dan seven segment tidak aktif.

Pada aplikasi IC dekoder 7447, ketiga pin (LT, RBI dan RBO) harus diberi logika HIGH=1 agar tidak aktif. 


5. Link Download [Kembali]

HTML di sini
Rangkaian di sini
Video di sini 
Datasheet 74LS47 di sini
Datasheet SW-SPDT di sini
Datasheet 7-segment di sini
JK Flip-Flop 74111 di sini
NOT  Gate di sini
AND Gate di sini
Resistor di sini



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Smart Smoking Room Encoder Decoder

KONTROL SMART SMOKING ROOM [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4. Percobaan ...