Teknik Elektro

Jumat, 16 Juni 2023

Synchronous Modul 3 Percobaan 3

Modul 3 Percobaan 3


1. Jurnal  [Kembali]




2. Alat dan Bahan [Kembali]

Alat dan Bahan Modul De Lorenzo
Module D'Lorenzo


Jumper


    1. Panel DL 2203C. 
    2. Panel DL 2203D. 
    3. Panel DL 2203S. 
    4. Jumper.

Alat dan Bahan Simulasi Proteus
1. IC 74193

2. IC 74192
3. Power DC



4. Switch (SW-SPDT)



5. Logicprobe atau LED

3. Rangkaian Simulasi [Kembali]

  Proteus 
Percobaan 3a

Percobaan 3b

4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

Pada percobaan ketiga digunakan dua buah IC counter yaitu tipe 74192 dan 74193. Counter tersebut dirangkai seperti gambar percobaan 3  Outputnya berupa logicprobe. IC 74193 digunakan sebagai counter up atau down, memiliki nilai perhitungan hexadecimal dari 0-F atau 0-15. IC 74192 sebagai counter up ataupun down, memiliki nilai perhitungan bilangan decimal dari 0-9. 

Pada  kedua IC yaitu tipe 74192 dan 74193, terdiri atas 8 inputan dan 8 output.
  • Input pada kedua IC yaitu D0 dihubungkan ke B4, D1 dihubungkan ke B5, D2 dihubungkan ke B6 dan D3 dihubungkan ke B7. B2 dihubungkan ke kaki DN dan B1 dihubungkan ke kaki UP
  • Paralel Load (B3)
  • dan MR dihubungkan ke B0
Output : Q0,Q1,Q2,Q3

PERCOBAAN 3A
    Pada percobaan 3a Kedua IC Output Q0,Q1,Q2,Q3 dipengaruhi oleh nilai dari PL dengan syarat PL aktif (aktif low) maka inputan D0,D1,D2,D3 akan mempengararuhi output. Jika diganti nilai input dari Counter Up dan Down menjadi suatu sinyal Clock maka Output akan dipengaruhi Oleh inputan Clock saat pin dari PL atau paralel Load tidak aktif disini pada percobaan Pin PL akan off saat dihubungkan ke VCC (aktif low) dan Output akan di pengaruhi oleh Inputan D0,D1,D2,D3 saat PL aktif (dihubungkan ke Ground). Namun pada percobaan 3a ini ketika ingin mengcounting UP ataupun DN dilakukan secara otomatis atau diclock . Dengan mengubah-ubah pin DN atau UP. Jika ingin melakukan counter maka kaki UP dan DN salah satunya harus diberi sinyal clock. Jika keduanya terhubung dengan sinyal clock maka tidak terjadi counter.

Pin UP : jika diberi sinyal Clock maka akan menghasilkan counter UP
Kaki DN : jika diberi Sinyal Clock maka akan menghasilkan counter Down (hitung mundur)
Kaki MR = digunakan untuk mereset input yang diberikan (menjadi 0 semua) sehingga output nya 0
Rangkaian ini berfungsi sebagai Counter Synchrounous dikarenakan dapat di hubungkan dengan IC lainnya pada kaki TCU dan TCD.

PERCOBAAN 3B

    Percobaan a dan b sama-sama menggunakan 8 switch, 8 logic probe dan 2 counter IC dengan jenis yang sama. Dan dirangkai juga dengan cara yang sama. Perbedaan terletak pada penambahan komponen percobaan 3b. Pada switch S1 dan S2 atau B2 dan B3 disambungkan 2 gerbang OR . Switch S1 akan dihubungkan dengan salah satu kaki OR, setelah itu OR1 juga dihubungkan ke kaki up (untuk melalukan up counting). Sedangkan OR2 terhubung dengan switch S2 yang mana kedua gerbang OR dihubungkan dan mendapat sinyal clock yang sama dalam waktu yang bersamaan pula. Percobaan 3b ketika ingin counting up ataupun down tidak perlu dilakukan clock manual. 


5. Video Rangkaian [Kembali]


6. Analisa [Kembali]

PERCOBAAN 3

1. Jelaskan perbedaan percobaan 3a dengan percobaan 3b!
Jawab:

Rangkaian Percobaan
  • Percobaan a dan b sama-sama menggunakan 8 switch, 8 logic probe dan 2 counter IC dengan jenis yang sama. Dan dirangkai juga dengan cara yang sama.
  • Perbedaan terletak pada penambahan komponen percobaan 3b. Pada switch S1 dan S2 atau B2 dan B3 disambungkan 2 gerbang OR . Switch S1 akan dihubungkan dengan salah satu kaki OR, setelah itu OR1 juga dihubungkan ke kaki up (untuk melalukan up counting). Sedangkan OR2 terhubung dengan switch S2. yang mana kedua gerbang OR dihubungkan dan mendapat sinyal clock yang sama dalam waktu yang bersamaan pula.
  • Ketika S1 logika 0 kaki up tidak aktif dan S2 aktif maka output yang terlihat adalah pengurutan dari bilangan terendah ke tertinggi.
  • Ketika S1 OFF dan S2 aktif maka output  yang dihasilkan  adalah output berurutan ke atas.
  • Perbedaannya hanya pada jenis IC yang digunakan yaitu IC 74193(mengurutkan 15 bilangan) dan 74192(mengurutkan 9 bilangan).
  • Ketika kaki up dan down OFF maka output dalam kondisi PL/tetap.
Simulasi
  • Pada percobaan 3a ketika ingin counting up maka input B1 diubah-ubah dengan syarat B2 aktif. Sedangkan counting down dilakukan dengan syarat B1 aktif dan B2 diubah-ubah(manual).
  • Percobaan 3b ketika ingin counting up ataupun down tidak perlu dilakukan clock manual. Pada rangkaian kaki up dan down sudah dilengkapi dengan inputan clock dan 2 gerbang OR.
2. Mengapa pada saat PL aktif tidak dapat counting secara otomatis?
Jawab:

  • Pada rangkaian counter , parallel load berfungsi untuk memuat nilai awal yang telah ditentukan atau yang masuk ke register counternya. Kaki PL bersifat aktif low, ia akan aktif saat berlogika 0.
  • Ketika kaki PL aktif  maka output yang ditampilkan  pada logicprobe (H4,H5,H6,H7 dan H0,H1,H2,H3) akan sesuai dengan input yang diberikan ke kaki D0,D1,D2, dan D3 setiap counter. Operasi dari counting akan dihentikan otomatis karena dalam register telah dimuat nilai yang diinginkan. Dalam simulasi counter, kondisi PL adalah hal yang harus diperhatikan pertama kali.
  • Namun saat PL sudah di OFFkan dengan mengubahnya menajdi logika 1 terhubung ke VCC. Maka counting otomatis dapat dilanjutkan(counting ke atas ataupun ke bawah).
Kesimpulan :
Saat kaki PL aktif maka dalam register akan termuat nilai yang ada pada input paralel yaitu input pada D0, D1, D2, D3. Nilai ini akan menggantikan nilai yang sedang dihitung (counting).

3. Mengapa pada saat PL mati input B1-B4 menjadi don't care?
Jawab:
  • Seperti soal no 2, saat PL dalam kondisi tidak aktif maka input paralel pada switch inputan kaki D0-D4 tidak akan berpengaruh terhadap nilai register counter dan outputnya. 
  • Ketika PL OFF maka counter akan melanjutkan operasi counting otomatis. Nilai pada register terus-menerus akan berubah sesuai mode operasi counting up/down) dan sinyal clock yang diberikan. 

7. Link Download [Kembali]

a. HTML klik 
b. Rangkaian 3a klik 3b klik
c. Video klik
d. Datasheet 74193 klik
e. Datasheet 74192 klik
f. Datasheet Logicprobe klik 
g.Datasheet SW-SPDT

Asynchronous Binary Counter Modul 3 Percobaan 2

Modul 3 Percobaan 2


1. Jurnal  [Kembali]



2. Alat dan Bahan [Kembali]

Alat dan Bahan Modul De Lorenzo
Module D'Lorenzo


Jumper


    1. Panel DL 2203C. 
    2. Panel DL 2203D. 
    3. Panel DL 2203S. 
    4. Jumper.

Alat dan Bahan Simulasi Proteus
1. IC 74LS90


2. IC 7493

3. Power DC



4. Switch (SW-SPDT)



5. Logicprobe atau LED

3. Rangkaian Simulasi [Kembali]

  Proteus 
Percobaan 2A
Percobaan 2B

Rangkaian De Lorenzo



4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

Berdasarkan percobaan praktikum dengan De Lorenzo dan Simulasi Proteus

Pada percobaan 2 merupakan jenis counter Asynchronous dengan menggunakan 2 counter yaitu IC 74LS90 dan IC 7493 kaki CKA dan CKB setiap counter terhubung dengan clock. Sedangkan kaki R0(1) R0(2) R9(1) R9(2) pada IC 74LS90 terhubung ke masing masing inputan switch B0, B1, B2, dan B3. Sedangkan kaki inputan pada counter IC 7493 terhubung R0(1) ke SW B4 dan (R0)2 ke SW B5.

PERCOBAAN 2A
Pada percobaan ini dilakukan 7 percobaan dengan kondisi / nilai switch yang berbeda-beda seperti yang terlihat pada jurnal.
  • Kondisi pertama. Swicth B0 diberi nilai 1, swicth B1 diberi nilai 1, swicth B2 diberi nilai 0, swicth B3 diberi nilai X atau don't care, swicth B4 diberi nilai 1, dan swicth B5 diberi nilai 1. Dimana output yang dihasilkan kedua IC yaitu berlogika 0, dapat dilihat dari logic probe ataupun LED pada module De Lorenzo yang menghasilkan logika 0 yakni kondisi MR(Master Set).
  • Kondisi kedua. Swicth B0 diberi nilai 1, swicth B1 diberi nilai 1, swicth B2 diberi nilai X atau don'tcare, swicth B3 diberi nilai 0, swicth B4 diberi nilai 0, dan swicth B5 diberi nilai 1. Dimana, IC 7493N akan mencounter up mulai dari 0 sampai 15 dengan output 4 bit dimana outputnya counting up namun berpola yaitu (0,3,4,7,8,11,12,15) dan IC 74LS90D menghasilkan output berlogika 0 yang dapat dilihat dari logic probe yang masih berlogika 0.
  • Kondisi ketiga. Swicth B0 diberi nilai 0, swicth B1 diberi nilai 0, swicth B2 diberi nilai 0, swicth B3 diberi nilai 1, swicth B4 diberi nilai 1, dan swicth B5 diberi nilai 0. Dimana, IC 7493N akan mencounter up mulai dari 0 sampai 15 berpola yaitu (0,3,4,7,8,11,12,15) dan IC 74LS90D akan mengcounter up mulai dari 0 sampai 9 berpola yaitu (0,3,4,7,8,1,2,5,6,9).
  • Kondisi keempat. Swicth B0 diberi nilai 0, swicth B1 diberi nilai X don't care, swicth 3 B2 diberi nilai 0, swicth B3 diberi nilai X, swicth B4 diberi nilai 0, dan swicth B5 diberi nilai 0. Dimana, IC 7493N akan mencounter up mulai dari 0 sampai 15 berpola yaitu (0,3,4,7,8,11,12,15) dan IC 74LS90D akan mengcounter up mulai dari 0 sampai 9 berpola yaitu (0,3,4,7,8,1,2,5,6,9)
  • Kondisi kelima. Swicth B0 diberi nilai X, swicth B1 diberi nilai 0, swicth B2 diberi nilai X,  dan swicth B3 diberi nilai 0. Dimana, IC 7493N menghasilkan output berlogika 0 dengan kondisi OFF karena pada IC ini inputnya yaitu B5 dan B4 tidak dihubungkan. IC 74LS90D akan mengcounter up mulai dari 0 sampai 9 berpola yaitu (0,3,4,7,8,1,2,5,6,9).
  • Kondisi keenam. Swicth B0 diberi nilai 0, swicth B1 diberi nilai X, swicth B2 diberi nilai X,  dan swicth B3 diberi nilai 0. Dimana, IC 7493N menghasilkan output berlogika 0 dengan kondisi OFF karena IC ini inputnya yaitu B5 dan B4 juga tidak dohubungkan. IC 74LS90D akan mengcounter up mulai dari 0 sampai 9 berpola yaitu (0,3,4,7,8,1,2,5,6,9).
  • Kondisi ketujuh. Swicth B0 diberi nilai X, swicth B1 diberi nilai 0, swicth B2 diberi nilai 0,  dan swicth B3 diberi nilai X. Dimana, IC 7493N akan menghasilkan output berlogika 0 dalam kondisi OFF karena kaki R01 dan kaki R02 dilepas dan IC 74LS90D akan mengcounter up mulai dari 0 sampai 9 berpola yaitu (0,3,4,7,1,2,5,6,9).
PERCOBAAN 2B

Pada percobaan ini hampir semua sambungannya sama dengan percobaan 2a namun terdapat beberapa perbedaan rangkaian sebagai berikut :
Kaki CKA dan CKB pada setiap IC dihubungkan. Kaki input CKA IC74LS90 diparalelkan dengan CKA IC7493. Sedangkan untuk CKA IC74LS90 akan diumpan balikkan  ke output Q0 menghasilkan H0. Sehingga kondisi yang terjadi pada ketuju percobaan sama dengan percobaan 2a. Saat master reset, counting up dan juga OFF secara bersamaan antara percobaan 2a dan 2b. 

Namun perbedaannya terletak pada hasil output. Saat counting up percobaan 2a akan mengurutkan dengan pola. Namun percobaan 2b akan mengurutkan secara teratur dengan kenaikan 1. 
Sebagai berikut :
Pada IC 74LS90D (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9) dan IC 7493N (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15) 


5. Video Rangkaian [Kembali]



6. Analisa [Kembali]

PERCOBAAN 2

1. Jelaskan perbedaan percobaan 2a dengan percobaan 2b!
Jawab:

Rangkaian 
  • Input pada percobaan 2a dipararelkan. CKA dan CKB pada IC74LS90 digabung lalu dipararelkan dengan gabungan CKA dan CKB IC7493.
  • Kaki CKA dan CKB pada setiap IC dihubungkan. Kaki input CKA IC74LS90 diparalelkan dengan CKA IC7493. Sedangkan untuk CKA IC74LS90 akan diumpan balikkan  ke output Q0 menghasilkan H0.
Hasil 
Saat percobaan dalam kondisi counting up terhadap perbedaan urutan antara kedua percobaan.
  • Rangkaian 2a saat kondisi counting up maka output yg dihasilkan akan berurut dari bilangan terendah hingga tertinggi. Namun polanya adalah +3,+1,+3,+1,+3,+1,+3,+1 dst.
  • Sedangkan percobaan 2b saat kondisi counting up maka output yg dihasilkan berurut dari terendah hingga tertinggi dan pola perubahan 1. Yaitu +1+1+1+1+1 ds
Contoh output hasil percobaan
2a--->0,3,4,7,8,1,2,5,6,9 dengan pola +3+1+3+1...
2b--->0,1,2,3,4,5,6,7,8,9  counter up

2. Mengapa terjadi perbedaan output pada percobaan 2a dan 2b?
Jawab:
  • Rangkaian 2a dan 2b menggunakan 74LS90 untuk mengurutkan bilangan desimal dari 0 sampai 9. Dan IC 7493 untuk mengurutkan bilangan hexadesimal dari 0 sampai 15.
Perbedaan  output pada percobaan 2a dan 2b disebabkan karena, pada percobaan 2a semua kaki CKS dan CkB di kedua IC akan mendapatkan pengaruh dari clk yang sama. Sehingga ke 2 counter ini mendapat input clk secara bersamaan.
IC74LS90 adalah counter desimal yang menghitung ke atas dari 0-9. Seharusnya pada IC ini sinyal hanya dihubungkan ke kaki CKA. Input CKB adalah input yang tidak terpakai (floating). Hal iniyang menyebabkan counting tidak berurutan. Input CKB yang dihubungkan dengan CKA seharusnya tidak menjadi sumber clock. Maka dari itu terjadi perubahan yang tidak berurutan atau berpola seperti percobaan +1,+3,+1,+3 bukan perubahan dengan 1 kenaikan. 

7. Link Download [Kembali]

a. HTML klik
b. Rangkaian 2a klik 2b klik
c. Video klik
d. Datasheet 74LS90 klik
e. Datasheet 7493 klik
f. Datasheet Logicprobe klik 
g.Datasheet SW-SPDT

Senin, 12 Juni 2023

LA Modul 3





MODUL 3
[ COUNTER]

1. Tujuan [Kembali]
  1. Merangkai dan Menguji operasi logika dari counter asyncron dan counter syncronous.
  2. Merangkai dan Menguji aplikasi dari sebuah Counter
2. Alat dan Bahan [Kembali]

1. Module D'Lorenzo
Gambar 1.1 Module D'Lorenzo
  •  Panel DL 2203C 
  •  Panel DL 2203D 
  •  Panel DL 2203S    
         

  • 3. Dasar Teori [Kembali]

                                                                          Counter  
        Counter  adalah  sebuah  rangkaian  sekuensial  yang  mengeluarkan  urutan statestate tertentu, yang merupakan aplikasi dari pulsa-pulsa inputnya. Pulsa input dapat berupa pulsa clock atau pulsa yang dibangkitkan oleh sumber eksternal dan muncul pada interval waktu tertentu. Counter banyak digunakan pada peralatan yang berhubungan  dengan  teknologi  digital,  biasanya  untuk menghitung  jumlah kemunculan  sebuah  o kejadian/event  atau  untuk menghitung  pembangkit  waktu. Counter yang mengeluarkan urutan biner dinamakan Biner Counter. Sebuah n-bit binary counter terdiri dari n buah flip-flop, dapat menghitung dari 0 sampai 2n - 1 . Counter secara umum diklasifikasikan atas counter asyncron dan counter syncronous.   

    A. Counter Asyncronous   
        Counter  Asyncronous  disebut  juga Ripple Through  Counter  atau Counter Serial (Serial Counter), karena output masing-masing flip-flop yang digunakan akan bergulingan (berubah kondisi dan “0” ke “1”) dan sebaliknya secara berurutan atau langkah demi langkah, hal ini disebabkan karena hanya flipflop  yang  paling  ujung  saja  yang  dikendalikan  oleh  sinyal  clock, sedangkan sinyal clock untuk flip-flop lainnya diambilkan dan masing-masing flip-flop sebelumnya.

     
    Gambar 3.3 Rangkaian Counter Asyncronous


    B. Counter Syncronous   
        Counter syncronous disebut sebagai Counter parallel, output flipflop yang digunakan bergulingan secara serempak. Hal ini disebabkan karena masing-masing flip- flop tersebut dikendalikan secara serempak oleh sinyal clock.

    Gambar 3.4 Rangkaian Counter Syncronous



    Synchronous Counter

    Modul 3 Percobaan 3


    1. Kondisi
    [Kembali]

    Percobaan 3 Kondisi 2

    Buatlah rangkaian seperti gambar percobaan 3.a dan beri diode setelah IC counter.

    2. Gambar Rangkaian Simulasi [Kembali]

    Kondisi awal sebelum simulasi

    Kondisi simulasi D0=1 D1=1 D2=0 D3=0 yakni bilangan desimal/hexadesimal =3

    Kondisi simulasi UP dari kondisi awal

    Kondisi simulasi Down dari kondisi awal


    3. Video Simulasi [Kembali]



    4. Prinsip Kerja Rangkaian [Kembali]

    Synchronous Counter
    Rangkaian ini merupakan jenis Synchronous Binary Counter. Pada rangkaian ini digunakan 2 IC dengan jenis yang berbeda yaitu IC 74193 dan 74192. Jenis synchronous counter pada rangkaian ini ditandai dengan input kedua IC diparalelkan. Artinya kedua flip-flop akan mendapat input yang sama dalam waktu yang sama pula (serempak). Pada kedua IC terdapat macam-macam pin yang sama. Pin D0,D1,D2,D3 berfungsi untuk meneruskan input dari SW-SPDT ke dioda lalu dioda akan meneruskannya menjadi output pada logicprobe. Terdapat pin UP yang berfungsi untuk menghitung bilangan dari yang terendah ke tertinggi, sedangkan pin DN(Down) untuk menghitung bilangan dari yang tertinggi ke terendah. PL(PLoad) untuk mempertahankan output bilangan tertinggi. Dan MR(Master Reset) berguna untuk mereset atau mengembalikan bilangan ke kondisi awal yaitu 0. 

    Output yang terbaca pada logicprobe akan sama dengan input yang diberikan ke D0,D1,D2,D3 dengan syarat PL dalam kondisi aktif. PL aktif jika disambungkan ke ground. Misalkan output yang diberikan pada D3=0 D2=0 D1=1 D0=1 maka bilangan yang dihasilkan adalah 1100 = 3. Cara pembacaannya dimulai dari MSB ke LSB, yang mana Q3 merupakan MSB dan Q0 merupakan LSB. Ketika PL dalam kondisi aktif dan pin UP ataupun Downnya kita aktifkan dan kita ubah-ubah maka ini tidak akan berpengaruh terhadap output.  Namun jika kita ingin menaikkan bilangan ataupun menurunkannya maka syaratnya adalah PL dalam kondisi OFF. Jika ingin menaikkan bilangan maka pin DN diaktifkan dan pin IP diubah-ubah atau diswitch dari 1 ke 0 lalu kembali lagi dari 0 ke 1. Maka nantinya output pada logicprobe dipengaruhi oleh pin UP dan DNnya. 

    Kedua IC Counter ini akan menghasilkan output yang sama sampai bilangan desimal 9, setelah itu ketika kita UP lagi maka akan dihasilkan nilai bilangan yang berbeda untuk kedua IC. IC 74193 berfungsi untuk mengurutkan bilangan desimal yakni dari 0 sampai 15 ataupun sebaliknya. Ketika mencapai kondisi 15 dan di UP lagi maka IC ini akan kembali ke kondisi semula yaitu output 0. Sedangkan IC 74192 akan mengurutkan bilangan hexadesimal yaitu dari 0-9 ataupun sebaliknya. Jadi ketika kondisi awalnya 9 di UP lagi maka flip flop 1 yakni IC 74193 akan terus mengurutkan sampai bilangan desimal 15. Namun IC 74192 akan kembali lagi ke kondisi awal yakni bilangan hexadecimal 0. Cara ini sama jika ingin mengurutkan atau menurunkan bilangan, yang mana bilangan desimal/hexadecimal akan turun jika pin UP ON dan pin OFF diubah-ubah dari 1 ke 0 lalu sebaliknya. 

    5. Link Download [Kembali]

    Rangkaian di sini
    Video di sini 
    Datasheet LogicProbe di sini
    Datasheet SW-SPDT di sini
    Datasheet Diode di sini
    Datasheet IC 74192 di sini
    Datasheet IC74193 di sini



    Smart Smoking Room Encoder Decoder

    KONTROL SMART SMOKING ROOM [KEMBALI KE MENU SEBELUMNYA] DAFTAR ISI 1. Tujuan 2. Alat dan Bahan 3. Dasar Teori 4. Percobaan ...